Lalu bahkan keadaan kami yang membunuh kami,
Lalu bahkan mulut kami yang menampar wajah kami.
Saat emosi bersahabat dengan cinta,
Kamu bukan lagi aku yang dulunya satu.
Satu bukan lagi kamu yang dulunya aku.
Aku ingin senyum itu kembali.
Aku ingin, semuanya tidak berakhir.
Tapi waktu menginginkannya.
Kamu juga...
Kita, bukan harusnya satu?
Kita, bukan harusnya membuat lukisan di pasir?
Kita, bukannya masih mengalir?
Selama kamu menyayangiku,
Mungkin akan kuganti menjadi selama aku menyayangi kamu, biar tidak menjadi egois,
Biar kita masih bersama
Harusnya menjadi "Kami membunuh keadaan yang kami lalu"-i.
Harusnya menjadi "Kami yang menampar wajah kami karna mulut kami".
Harusnya menjadi Kita, bukan Kami