K A T A T A S Y A

tidak apa, rinduku sia-sia
cinta yang bergelora diminta padam
jika itu dapat membuatmu lebih bahagia
jika itu dapat membuatmu lebih setia

kepada penantian,
maaf aku tidak bisa menunggu sesuatu yang rahasia
mungkin ini memang akhir dari segala kemungkinan
mungkin ini memang apa yang diharapkan

kepada masa depan,
aku harap tidak terburu-buru
aku lebih rela sekarangku berseteru
sehingga aku dapat melewati masa tuaku bersamamu

selama raga masih berusaha,
selama ikrar masih terus dijaga
aku percaya kasih akan terus menyala-nyala

aku selalu berharap bahwa cinta tak akan sia-sia
ranum bibir merahnya pernah mengucap janji setia
berpegang teguh dengan pendirian:
aku yakin hanya aku yang ia cinta

namun perihal mencinta,
nyalanya kadang dapat padam

atau mungkin, kita terlalu banyak tertatih
sehingga tidak tersadar kalau kita lupa diri
hilang akal budi
demi sang kekasih

kepada sepasang mata yang kutatap ribuan kali
terima kasih sudah memberikan makna dalam tiap kasih yang kau beri
sepuluh jari kadang tak dapat mewakili
erat menggenggam milikmu, sang pujaan hati

entah sejak kapan aku membiarkan diriku hilang arah
memasrahkan tujuan, agar kau menjadi nahkoda
menikmati perjalanan panjang,
menyiram tubuh kita dengan doa-doa

memiliki arah tujuan tak selamanya mudah
kita sering berargumen dalam membaca kompas
jalan menuju utara tak selalu cerah
ah, ya, memang aku yang keras kepala

kepada sepasang mata yang kutatap ribuan kali
terima kasih sudah memberikan warna
jatuh cinta kita sangat sederhana
sederhana.

ribuan tatap pada sepasang mata yang selalu membuat jatuh cinta
oh, dia punya siapa?
tak hanya satu dua patah kata
namun, kita, saling membangun rasa

saling mengairi,
aku terhanyut dalam buaian cinta,

ribuan tatap pada sepasang mata yang selalu membuat jatuh cinta
rasanya tidak pernah pudar
naik turunnya, tidak membuatku kehabisan nafas
semakin subur dan kuat

kubuat harap dari tiada
tumbuh subur diantara ketidakpastian
usaha-usaha kita
untuk menyatukan
kubuat harap dari tiada
akhirnya kita saling menemukan
siang-siang berjalan kepanasan
ah, senyummu pelepas dahaga, duhai kakanda

perihal menemukan,
kita saling bertatapan
menggantungkan masa depan
meramu tujuan.

Agar tak sia-sia ku surut di pelupuk matamu,
biarkan lautmu lebih dahulu pasang,
Karena rembulan malam ini sedang terang-terangnya

Mencari sebab-musabab
Pertanyaan-pertanyaan
Rela-dan-merelakan
Belajar, dan mengikhlaskan

Perbedaan-perbedaan, dan
Kembali harus mencintai diri sendiri.

Ketika malam tiba, ku biarkan diriku mengingat waktu yang telah kita lelui bersama
Ya,
Agar dapat kuhargai waktu bercengkrama, dan
Firasat membawa harapan, dan
Makna bahwa kita harusnya bersama,
Selamanya