Ruang-ruang jeda. Berikut dengan lara yang turut berkehendak membuat kernyit-kernyit di dada semakin membabi buta.
mari kita sepakati obrolan kita pagi ini
sembari aku memasak nasi
untuk bekalmu nanti
kau nikmati saya kopi yang kubuat
agar kuat matamu untuk bekerja
tak apa sayang, kita berkhayal sejenak.
sembari aku memasak nasi
untuk bekalmu nanti
kau nikmati saya kopi yang kubuat
agar kuat matamu untuk bekerja
tak apa sayang, kita berkhayal sejenak.
dari segala welas asih,
dirimu yang terkasih,
aku mencintai tanpa pamrih
dirimu yang terkasih,
aku mencintai tanpa pamrih
Kita mengarak perasaan yang mekar berbulan-bulan lalu sebagai pertanda sebuah kebahagiaan yang akan datang. Memerah perasaan yang sebelumnya dibiarkan mengada saja. Ya, sebuah saja yang aku biarkan semakin besar. Kita mendulang perasaan dengan kata-kata yang segera. Kita mendulang kata-kata yang sebilang. Kita meresap perasaan yang serat.
Aku memainkan diksi yang sama.
Sama seperti saat pertama kumendulang rasa yang tumbuh begitu saja,
untukmu tentunya.
Aku memainkan diksi yang sama.
Sama seperti saat pertama kumendulang rasa yang tumbuh begitu saja,
untukmu tentunya.
Hari ini, sembari ku ingat tangisku malam itu
Takut untuk merelakan kau pergi
Sembari kala itu aku berdoa
Agar kau dapat tahu perasaan ini
Hari ini, aku ingat kembali rasa sayang itu hadir
Tanpa jeda, tanpa spasi, harapan mengikuti
Hingga sebuah takdir
Tanpa ragu, alam ikut ambil andil
Sekali lagi selamat
Semoga sampai tua bersama
Semoga dapat mewujudkan cita yang kau cipta
Semoga kekal, tak lekang oleh harapan semata
Takut untuk merelakan kau pergi
Sembari kala itu aku berdoa
Agar kau dapat tahu perasaan ini
Hari ini, aku ingat kembali rasa sayang itu hadir
Tanpa jeda, tanpa spasi, harapan mengikuti
Hingga sebuah takdir
Tanpa ragu, alam ikut ambil andil
Sekali lagi selamat
Semoga sampai tua bersama
Semoga dapat mewujudkan cita yang kau cipta
Semoga kekal, tak lekang oleh harapan semata
Kau
Api ku menyala-nyala
Tak padam
Tapi juga riyap-riyap
Kau
Yang dalam hening ku ingat
Tak lagi dalam diam ku cinta
Kini tak segan untuk mengutarakan
Kau
Senyum
dan Cinta
Memabukkan
Api ku menyala-nyala
Tak padam
Tapi juga riyap-riyap
Kau
Yang dalam hening ku ingat
Tak lagi dalam diam ku cinta
Kini tak segan untuk mengutarakan
Kau
Senyum
dan Cinta
Memabukkan
kini saatnya tiba, lebih baik dipendam saja
agar tidak semata-mata
agar tidak semena-mena
agar tidak terbuang-buang
sayang,
agar tidak semata-mata
agar tidak semena-mena
agar tidak terbuang-buang
sayang,
Setiap jalan yang ku telusuri, tersisa jejak kakimu menempel. Aromanya melekat tak kunjung hilang bak hati berbunga selalu membuat riang, meriang. Hilang tak sampai bilang.
- 21/08/16
- 21/08/16
jatuh cintaku,
padamu,
meresap ke kalbu,
jauh semakin dalam,
dan jauh semakin aku mencintaimu,
lagi dan lagi,
tak sadar aku hilang,
dalam buaian,
belaian..
mu pada rambutku,
belum usai,
belum selesai,
sajak ini terlalu singkat,
setidaknya aku harap dapat buatmu bahagia,
selamat datang kekasih,
sampai jumpa ditengah malam,
ketika kita sama-sama diam,
namun bertemu,
dalam keheningan.
padamu,
meresap ke kalbu,
jauh semakin dalam,
dan jauh semakin aku mencintaimu,
lagi dan lagi,
tak sadar aku hilang,
dalam buaian,
belaian..
mu pada rambutku,
belum usai,
belum selesai,
sajak ini terlalu singkat,
setidaknya aku harap dapat buatmu bahagia,
selamat datang kekasih,
sampai jumpa ditengah malam,
ketika kita sama-sama diam,
namun bertemu,
dalam keheningan.
tenggelam aku dalam
i stop posting
because some certain things
because some certain things
Tenang, aku akan menjadi saudagar kaya
Sehingga kalian tak perlu khawatir lagi
Kita akan tinggal berdekatan
Bersama keluarga kecil kita, dan kita menjadi keluarga besar
Bersama anak-anak kita, yang kita perkenalkan sehingga mereka akan berteman pula
Kita
Lagi-lagi kita
Sehingga kalian tak perlu khawatir lagi
Kita akan tinggal berdekatan
Bersama keluarga kecil kita, dan kita menjadi keluarga besar
Bersama anak-anak kita, yang kita perkenalkan sehingga mereka akan berteman pula
Kita
Lagi-lagi kita
Ditulis saat hujan seperti badai
Tentang kemarin sore, dan tatapan sepasang mata
Meneduhkan
Mengutarakan hal yang
Kepada hal-hal yang tak aku mengerti kenapa dapat terjadi
Mengikat satu diantara yang lain
Tentang kemarin sore, dan tatapan sepasang mata
Meneduhkan
Mengutarakan hal yang
Kepada hal-hal yang tak aku mengerti kenapa dapat terjadi
Mengikat satu diantara yang lain
Hal remeh-temeh
Hal minta-minta
Dengannya dan juga tidak
Mereka tanpa kata
Bungkam
Keresahan akibat huru-hara
Kegelisahan akibat tak puas
Bagaimana?
Hal minta-minta
Dengannya dan juga tidak
Mereka tanpa kata
Bungkam
Keresahan akibat huru-hara
Kegelisahan akibat tak puas
Bagaimana?
Waktu memperlebar jarak
Memisahkan jiwa-jiwa yang ingin pulang
Kehangatan seorang kamu yang tak dapat digantikan
Bahkan ia yang sedingin itupun merasakannya
Kita
Atas nama persahabatan berikrar
Tanpa sadar mengucap janji
Dengan atau tanpa persetujuan setiap hati
Diri akan selalu berusaha selalu di sisi
Kita
Setiap manusia akan mati
Kita menghitung satu persatu raga yang kembali
Ada dan menjaga
Hilang namun tak menghilang
Memisahkan jiwa-jiwa yang ingin pulang
Kehangatan seorang kamu yang tak dapat digantikan
Bahkan ia yang sedingin itupun merasakannya
Kita
Atas nama persahabatan berikrar
Tanpa sadar mengucap janji
Dengan atau tanpa persetujuan setiap hati
Diri akan selalu berusaha selalu di sisi
Kita
Setiap manusia akan mati
Kita menghitung satu persatu raga yang kembali
Ada dan menjaga
Hilang namun tak menghilang
Terima kasih sudah datang
Bersandar walau sejenak
Berupaya bersama
Lalu meninggalkan jejak
Waktu tak pernah cukup untuk menampung seberapa lama kita butuh waktu.
Kita selalu muluk-muluk, bertutur tentang membeli awan misalnya.
Aku menyukai segalanya tentang kita, tanpa terkecuali.................. dan kau pergi walaupun bukan karena wanita lain
Namun karena aku yang terlalu rendah untuk bersanding
Entah sampai kapan nanti aku akan mencoba merelakan
Sumpah sampai kapan aku tak akan ikhlas
Sesekali deru nafasnya yang terengah lelah mendarat diujung telinga,
Meninabobokannya dalam dekap, bukan karena letihnya,
Ia menginginkan lebih dari suatu sekedar.
Bertanya pada poin berapa, tak ku jawab.
Hanya karena jumlahnya berbentuk angka delapan yang horizontal.
Jelas yang ada menjadi suatu yang transidental.
Lajunya, melintang dari ufuk ke terbenamnya matahari.
Hanya satu yang kakanda harap, peluk dari adinda.
Singgah disalah satu tempat di ujung Jakarta, duduk sebentar di pekarangan.
Mudah saja, hanya menatap.
Cinta berbunga-bunga, menyeruak, mendesak keluar dari batas normal.
Sebentar saja, hal yang paling indah tercipta.
Hanya satu yang kakanda harap, peluk dari adinda.
Singgah disalah satu tempat di ujung Jakarta, duduk sebentar di pekarangan.
Mudah saja, hanya menatap.
Cinta berbunga-bunga, menyeruak, mendesak keluar dari batas normal.
Sebentar saja, hal yang paling indah tercipta.
Jatuh cinta yang sederhana, sesederhana hal-hal yang merusaknya.
Perempuan itu hilang arah, mencoba bertanya pada dirinya sendiri mengapa.
Kali ini tanpa tanda tanya, ia mencoba bertanya lagi mengapa.
Masih tetap tanpa tanda tanya.
Ya, ia akan berjalan seorang diri, tanpa laki-laki yang akan mencubit pipinya lagi.
Perempuan itu hilang arah, mencoba bertanya pada dirinya sendiri mengapa.
Kali ini tanpa tanda tanya, ia mencoba bertanya lagi mengapa.
Masih tetap tanpa tanda tanya.
Ya, ia akan berjalan seorang diri, tanpa laki-laki yang akan mencubit pipinya lagi.
Sangat sebentar, sebelum akhirnya kau memutuskan untuk melangkah lagi. Kini berbeda, engkau sendiri. Ingat
Sebelum kau pergi, aku ingin mengambil semua hal yang kusimpan padamu.
Cita yang kita cipta. Harap yang kita garap. Genggaman yang erat kita buat.
Kembalikan itu sekarang juga, agar kau dapat pergi dengan lega.
Aku tak akan memaksa, tapi aku ingin memilikinya seorang diri.
Sehingga ketika aku menyesal telah merelakanmu pergi, setidaknya aku masih dapat mengenangnya seorang diri.
Siapa mau dan siapa tega, hancur begitu saja.
Cita yang kita cipta. Harap yang kita garap. Genggaman yang erat kita buat.
Kembalikan itu sekarang juga, agar kau dapat pergi dengan lega.
Aku tak akan memaksa, tapi aku ingin memilikinya seorang diri.
Sehingga ketika aku menyesal telah merelakanmu pergi, setidaknya aku masih dapat mengenangnya seorang diri.
Siapa mau dan siapa tega, hancur begitu saja.
Kata-kataku sederhana katamu, bahkan terlalu sederhana untuk dapat dicerna dalam karya sastra. Namun sayang, itulah kata-kata yang jujur aku katakan dari lubuk hati paling dalam. Sama saja seperti kita yang dengan mudahnya bertegur sapa, disuatu kala. Merangkak, takut keliru, sama-sama meragu. Jelaskan padaku kenapa waktu itu matamu kerap memancarkan sesuatu yang aku tak pernah tahu apa yang kau maksudkan. Tulisanku terkesan seperti buku harian, tapi kenanglah sayang.. tulisanku adalah satu-satunya tulisan dari mulut seorang perempuan yang jujur diungkapkan seumur hidup yang kaupunya.
Kita pernah bertanya, itu karya siapa? Tanpa sadar kita sama-sama sedang membuat karya paling tinggi dimuka bumi ini, yakni; cinta.
Kita pernah bertanya, itu karya siapa? Tanpa sadar kita sama-sama sedang membuat karya paling tinggi dimuka bumi ini, yakni; cinta.
Tak ada yang menyuruhku untuk membesarkan asa yang kubuat sendiri. Dengan atau tanpa persetujuannya, aku membesarkannya seorang diri. Semakin hari, semakin kian, dan semakin dalam aku menyelami, diriku terbawa larut dan menghilang. Aku tidak ingat bagaimana aku memulainya, ini terjadi begitu saja. Aku mencoba menghilangkan ragu yang selalu datang menawarkan diri dan ingin membuatku jatuh lagi. Aku berhasil, sampai dia terus menanyakan ragunya dan membuat ku hilang akal.
Jatuh cinta yang sebentar
Aku harap riangnya menyebar
Aku harap riungnya berkabar
Aku harap resahnya berkurang
Jatuh cinta yang sebentar
Menggunakan alasan-alasan sederhana
Tak perlu banyak tanya
Kita,
Dengan dua pasang mata.
nrzhr.
Aku harap riangnya menyebar
Aku harap riungnya berkabar
Aku harap resahnya berkurang
Jatuh cinta yang sebentar
Menggunakan alasan-alasan sederhana
Tak perlu banyak tanya
Kita,
Dengan dua pasang mata.
nrzhr.
Fajar disini sudah terbit
Ku adukan ban hitam ini
Dengan abu-abu aspal jalanan
Langit berkata agar segera sampai
Angin mendorong, mempersempit jarak
Sangat belum lama
Tapi rindu sering datang
Saat sudah tak tertahankan
Ku ulangi seperti bait awalan
R.A, 14 Januari 2017
Ku adukan ban hitam ini
Dengan abu-abu aspal jalanan
Langit berkata agar segera sampai
Angin mendorong, mempersempit jarak
Sangat belum lama
Tapi rindu sering datang
Saat sudah tak tertahankan
Ku ulangi seperti bait awalan
R.A, 14 Januari 2017
Pantulan sinar matahari di sana selalu menarik
Bangku kayu itu juga tak luput dari tatapan
Lembaran kertas di meja mencuri perhatian
Warna karpet yang hijau mengekspresikan tenang
Aku menatap saksi bisu itu
Tersenyum layaknya cerah menutup kelabu
Memang tak mengeluarkan kata
Namun aku paham maksudnya
Aku tahu,
Senyum indahmu tahu.
R.A, 14 Januari 2017
Ah sulit
Mau niat pelit
Rasanya berbelit
Tapi..
Ya, sulit.
- Ricky
Mau niat pelit
Rasanya berbelit
Tapi..
Ya, sulit.
- Ricky
Selamat datang kehidupan
Selamat datang kebahagiaan
Selamat menyambut kasih, cinta
Selamat menyambut cinta, kasih
Selamat datang kebahagiaan
Selamat menyambut kasih, cinta
Selamat menyambut cinta, kasih