Falling in love is pathetic
It is tragic
But everyone do it
Then it becomes tragedy
Why does everybody like it ?
Because when you do it, heaven's already here
You
Don't named my name
December's already here
Don't grow too fast
Don't let the wind hustles you hard
December's already here
I'm ready to let my heart whispered and won't let it tear apart,
In everytime you call my name.
-nrzhr
Risau tak pernah memilih
Ia datang kerap kali dan mencoba untuk menakuti
Risau tak pernah berniat menghantui
Namun sifatnya menghakimi
Atas segala perilaku manusiawi
Yang mampu buatku jatuh hati, berkali-kali
Dihadapan sebuah mayor
Aku minor terhadapnya
The glory's chant
The victory we made
On the day
We were meant to be
-nrzhr
Kau,
Yang dalam hening ku ingat
Dalam diam ku cinta
Dalam suasana gemericik air yang jatuh ketika hujan tadi sore
dan membuatku semakin jatuh hati padamu
Dalam hangatnya malam yang menenggelamkan sisa-sisa harapan
Dalam dinginnya dini hari yang membekukan hatimu padaku
A. Tasya
7/11/16
Dingin menusuk tulang
Nafas terpengal-pengal
Jakarta
Matraman dengan petirnya sore itu
Dengan suara klakson mobil,
Ramai,
Hiruk pikuk,
Orang berdesakan kalang kabut
Badanku dingin, namun juga tak bergeming
Melihat jajaran mobil besar mengantre mau disidang
Ada pula ku lihat ibu tua berjualan tissu seadanya
Laki-laki muda malah berharap welas hati kaum iba
Jakarta,
Dan segala kepenatan di dalamnya
Sudikah engkau datang sekali lagi?
Menenangkan hati yang kau tinggal pergi
Mungkin bukan untuk kembali
Tak apa
Sekali lagi
Aku ingin melihatmu pergi
Tanpa membuatku meronta-ronta, menangis
Tak apa
Datang lagi
Sehingga aku dapat melepaskanmu pergi
Tanpa berpikir
Bahwa kau akan hadir lagi
6/10/16
Bagaimana aku bisa lupa?
Tentang bahagia yang kau rayakan dengan penuh haru, dan...
Tangisku yang makin menderu
Memburu haru
Selalu
Bagian dari dirimu adalah candu
Tangismu yang haru biru menahan pilu
Tawamu seperti meraung ingin membuka lembaran baru, dan..
Aku
Akan menjadi bagian dari masa lalu,
Selalu berharap
Menjadi pelabuhanmu
Tentang bahagia yang kau rayakan dengan penuh haru, dan...
Tangisku yang makin menderu
Memburu haru
Selalu
Bagian dari dirimu adalah candu
Tangismu yang haru biru menahan pilu
Tawamu seperti meraung ingin membuka lembaran baru, dan..
Aku
Akan menjadi bagian dari masa lalu,
Selalu berharap
Menjadi pelabuhanmu
Sebuah kolaborasi pertama
Teguh Arif & Adi Tasya
Setiap gelisah beradu
Dan rindu menyerbu
Itu yang menjadi penyebab aku menggerutu
Kata-katamu candu
Dan dinding menjadi saksi bisu
Pada kisah aku dan kamu
Keinginanku
Dalam memilikimu
Menggebu-gebu
Selalu berseteru
Tergagu-gagu
Namun begitu,
Aku mencintaimu
Dalam memilikimu
Menggebu-gebu
Selalu berseteru
Tergagu-gagu
Namun begitu,
Aku mencintaimu
Kehilanganmu akan menjadi kehilangan terbaikku
Dimana jarak antara egoisme dan cinta dapat kupisahkan sendiri
Dan siksalah aku dengan caramu sendiri
Dengan begitu pula aku dapat melepas kepergianmu sekali lagi
Dimana jarak antara egoisme dan cinta dapat kupisahkan sendiri
Dan siksalah aku dengan caramu sendiri
Dengan begitu pula aku dapat melepas kepergianmu sekali lagi
Jika kau sadar puisi-puisi ini untukmu,
Mengapa tak kunjung jua kau mengerti seberapa besar inginku memilikimu?
Mengapa tak kunjung jua kau mengerti seberapa besar inginku memilikimu?
Lidah kelu kembali lihai membantu mengeluarkan bunyi dan suara
Bibir kaku kembali mampu berbentuk agar keluar kata-kata
Senyum manismu terlihat kembali dihadapan seorang hawa
Yang bernama Tasya
Bibir kaku kembali mampu berbentuk agar keluar kata-kata
Senyum manismu terlihat kembali dihadapan seorang hawa
Yang bernama Tasya
Bahagia adalah pertemuan, dan
Sakit adalah perpisahan
Selalu seperti itu dan tak pernah berubah
Sakit adalah perpisahan
Selalu seperti itu dan tak pernah berubah
Sudah terlalu lama aku berbicara
Seringkali keras-keras
Tapi kenapa tak pernah kau hiraukan?
Bahkan tak pernah mau dengar
(Saat aku tersadar, ternyata aku selalu berbicara tanpa berkata. Tanpa suara. Tanpa aksara)
Seringkali keras-keras
Tapi kenapa tak pernah kau hiraukan?
Bahkan tak pernah mau dengar
(Saat aku tersadar, ternyata aku selalu berbicara tanpa berkata. Tanpa suara. Tanpa aksara)
Kamu
adalah khianat terbesarku
adalah khianat terbesarku
Setiap kata kelak yang terkecap dari bibir seorang hawa
Sayangnya ia sampai terengah-engah untuk sesuatu yang fana
Batin pria itu tertutup, tak menganga
Dikerumunan
Hingar bingar
Berdesakan
Tak ada lagi kesempatan
Tiket menuju kebahagiaan
Sayangnya ia sampai terengah-engah untuk sesuatu yang fana
Batin pria itu tertutup, tak menganga
Dikerumunan
Hingar bingar
Berdesakan
Tak ada lagi kesempatan
Tiket menuju kebahagiaan
Jika saja aku dulu percaya bahwa tidak akan ada kita. Bahkan dengan hubungan yang kita pikir akan kelak, dan kala itu kita ikat erat-erat. Tentu saja aku lupa bahwa omonganmu tak dapat menempel dengan rekat. Ternyata tetap saja ada sela di antara dua tubuh manusia yang haus akan cinta.
Sedangkan kesendirian tertutupi oleh banyak tawa, juga lara yang tertutupi dengan raga yang selalu ceria
Sedangkan kesendirian tertutupi oleh banyak tawa, juga lara yang tertutupi dengan raga yang selalu ceria
Jika saja aku dulu percaya bahwa tidak akan ada kita. Bahkan dengan hubungan yang kita pikir akan kelak, dan kala itu kita ikat erat-erat. Tentu saja aku lupa bahwa omonganmu tak dapat menempel dengan rekat. Ternyata tetap saja ada sela di antara dua tubuh manusia yang haus akan cinta.
Sedangkan kesendirian tertutupi oleh banyak tawa, juga lara yang tertutupi dengan raga yang selalu ceria
Sedangkan kesendirian tertutupi oleh banyak tawa, juga lara yang tertutupi dengan raga yang selalu ceria
Rindu
Mendengar satu dua kali namamu disebut
Tak ada lagi candu
Biasanya kata dari mulut-mulut kita beradu
Cemburu
Setiap tiga empat kali mereka mendekatimu
Biasanya tanpa banyak tanya
Tanpa banyak berita, dan
Tanpa banyak wacana
Sekarang sudah tidak
Hari telah menjadi cerita, dan
Tawamu sekarang menjadi lara
Mendengar satu dua kali namamu disebut
Tak ada lagi candu
Biasanya kata dari mulut-mulut kita beradu
Cemburu
Setiap tiga empat kali mereka mendekatimu
Biasanya tanpa banyak tanya
Tanpa banyak berita, dan
Tanpa banyak wacana
Sekarang sudah tidak
Hari telah menjadi cerita, dan
Tawamu sekarang menjadi lara
22 Agustus 2016,
Sedang rindu-rindunya
Aku bukan seorang yang patah hati
Tapi aku adalah seorang yang
Tapi aku adalah seorang yang
"Aku menghargai setiap ruang-ruang yang privat yang kau buat
Aku juga menghargai setiap sekat yang kerap mengikat pikiran akan suatu hubungan yang kelak"
Kita adalah bagian dari kenangan
Yang tak lama lagi akan pudar
Tapi tenang, semua akan dibayar oleh zaman
Dengan goresan tinta lainnya
Yang tak lama lagi akan pudar
Tapi tenang, semua akan dibayar oleh zaman
Dengan goresan tinta lainnya
Aku adalah bagian dari bayangmu
Yang sulit untuk ada disamping dan beriringan denganmu
Namun satu yang kau harus tau
Hadirku akan selalu ada dalam setiap langkahmu
Beberapa tahun ini aku resah
Setiap kali mendengar suara petasan, hati ini gusar
Padahal esok lebaran
Ketupat sayurpun telah dimasak
Usut demi usut hal ini karna satu kasus
Rinduku pada lebaran tahun-tahun lalu
Dimana dapat bersimpuh
Memohon ampun pada ayah ibu
Kemana senyumku 16 tahun lalu?
Rumah ramai, melepas rindu
Banyak anak-anak main di kamarku
Ibu bapak lainnya juga menjadi tamu
Setiap kali mendengar suara petasan, hati ini gusar
Padahal esok lebaran
Ketupat sayurpun telah dimasak
Usut demi usut hal ini karna satu kasus
Rinduku pada lebaran tahun-tahun lalu
Dimana dapat bersimpuh
Memohon ampun pada ayah ibu
Kemana senyumku 16 tahun lalu?
Rumah ramai, melepas rindu
Banyak anak-anak main di kamarku
Ibu bapak lainnya juga menjadi tamu
Dia pergi
Begitu pula dengan perasaanku yang dibawa lari
Dikejar kesana kemari
Ternyata sudah mati
Dia sejahat ini
Hampir sama seperti lelaki lain
Begitu pula dengan perasaanku yang dibawa lari
Dikejar kesana kemari
Ternyata sudah mati
Dia sejahat ini
Hampir sama seperti lelaki lain
Tak ada satupun kalimat yang selesai kubuat
Setiap kali ku ingin deskripsikan dirimu dalam sebuah tulisan
Entah apa yang kurang
Bibir ini selalu kehabisan kata-kata
Lidah ini selalu kelu mengatakan
Hati ini tak kuat menahan getaran
Dan kembali, tangan tak sanggup tuk tuliskan
Tak jarang pula tangan ini hanya berhasil menghapus kata-demi-kata
Karena menurut ku masih kurang padan
Dan dengan lihai aku tuliskan
Perasaan secara diam-diam
"Sudah sekian malam aku terlelap dalam suatu harapan
Aku enggan ucapkan, tapi Tuhan tak pernah tak mendengar
Diantara riyap mata yang lelah terkadang menggema
Dan aku sebut nama........."
Aku harap kita baik-baik saja
Tak ada kesal maupun sesal yang kita pendam
Jangan diam, tolong ucapkanlah
Jangan ada yang engkau simpan
Kakanda, hati ini sudah mulai lelah
Biarkan ia istirahat sejenak dan mulai memilih arahnya
Jangan ada paksaan, sungguh jangan
Biarkan ia memilih tanpa paksaan
Kakanda, sajak demi sajak aku rangkai tanpa kusanggupkan judul mana yang pantas
Aku tuliskan hanya biar pikiran ini lega
Setidaknya tersedia sedikit ruang di otak
Biar waras
Percayalah, karena hati ini memihak
Tanpa mengingkari, tetap pada jejak setapak
Berliku? Tak apa..
Setidaknya aku sudah tahu jalan ceritanya.
Tak ada kesal maupun sesal yang kita pendam
Jangan diam, tolong ucapkanlah
Jangan ada yang engkau simpan
Kakanda, hati ini sudah mulai lelah
Biarkan ia istirahat sejenak dan mulai memilih arahnya
Jangan ada paksaan, sungguh jangan
Biarkan ia memilih tanpa paksaan
Kakanda, sajak demi sajak aku rangkai tanpa kusanggupkan judul mana yang pantas
Aku tuliskan hanya biar pikiran ini lega
Setidaknya tersedia sedikit ruang di otak
Biar waras
Percayalah, karena hati ini memihak
Tanpa mengingkari, tetap pada jejak setapak
Berliku? Tak apa..
Setidaknya aku sudah tahu jalan ceritanya.
Kau lihat utaraku menunggu
Aku semakin berjalan ke utaraku
Ditemani oleh gemilir angin, hatiku menggebu
Derap langkah ikut berseteru
Mereka menjadi sepenggal kisah yang abadi
Batinku mengamini bahwa ini sampai mati
Jangan pernah pergi
Tak ada cinta seperti yang kalian beri
Aku semakin berjalan ke utaraku
Ditemani oleh gemilir angin, hatiku menggebu
Derap langkah ikut berseteru
Mereka menjadi sepenggal kisah yang abadi
Batinku mengamini bahwa ini sampai mati
Jangan pernah pergi
Tak ada cinta seperti yang kalian beri
Satu-satu rindu sedang beradu menangis tersedu-sedu ingat masa lalu, semu.
Mulut tercengkram bibir kelu tak berdaya. diam. tenang. ragu datang tak kunjung hilang dan apa yg disebut dengan kata, ia tak pernah menang.
Mulut tercengkram bibir kelu tak berdaya. diam. tenang. ragu datang tak kunjung hilang dan apa yg disebut dengan kata, ia tak pernah menang.
Jakarta, 29 Mei 2016
Yang hingar, bingarkanlah
Yang tabu, geraikanlah
Yang diam, simpanlah
Biarkan tetap jadi rahasia
Yang tabu, geraikanlah
Yang diam, simpanlah
Biarkan tetap jadi rahasia
Jakarta, 18 Juni 2016
"Dia datang dan kecewa melihat ada sepasang sepatu tercecer di pekarangan rumah. Entah punya siapa?"
"KauDatang kembali membawa piluKetika bunga sedang merekah indah-indahnya"
Mereka menerka puisi yang saya buat untuk siapa
Sedangkan saya tak pernah terakan ini untuk siapa
Karena tulisan saya lebih mirip seperti sebuah sajak
Tak berarah dan tak ada yang pernah tau harfiahnya
Jika kamu merasa ini untuk anda, silahkan menerka
Kemudian tanyakan langsung, pada seorang pujangga bernama Tasya
Sedangkan saya tak pernah terakan ini untuk siapa
Karena tulisan saya lebih mirip seperti sebuah sajak
Tak berarah dan tak ada yang pernah tau harfiahnya
Jika kamu merasa ini untuk anda, silahkan menerka
Kemudian tanyakan langsung, pada seorang pujangga bernama Tasya
Hati seorang imam
Ditutupi dengan budi yang binar
Dilihat dari mata seorang hawa
Tak sanggup kemudian ia tundukkan
Mengintip dari sela tudung yang dikenakan
Berharap matanya dapat bertegur sapa
Tak ada kata yang terucap
Merunduk sekali lagi, ia tak ungkapkan
Ditutupi dengan budi yang binar
Dilihat dari mata seorang hawa
Tak sanggup kemudian ia tundukkan
Mengintip dari sela tudung yang dikenakan
Berharap matanya dapat bertegur sapa
Tak ada kata yang terucap
Merunduk sekali lagi, ia tak ungkapkan
Rindu kian sesak
Sulitnya membelalak
Tak mengerti seseorang sedang penat
Surat pun tak kunjung datang
Sulitnya membelalak
Tak mengerti seseorang sedang penat
Surat pun tak kunjung datang
Kamu
adalah puisi tanpa kata
sajak tak terungkap
rindu tak terbalas
dan cinta tanpa harap
adalah puisi tanpa kata
sajak tak terungkap
rindu tak terbalas
dan cinta tanpa harap
Jauh-jauh ia jatuh cinta,
Cintanya dibuang sia-sia
Jauh-jauh cinta ditanya milik siapa,
Ternyata ia jomblo setia
Ha Ha.
Cintanya dibuang sia-sia
Jauh-jauh cinta ditanya milik siapa,
Ternyata ia jomblo setia
Ha Ha.
Senyum yang enak dilihat, lahir dari seseorang yang jauh dari surga
Padahal orang bilang surga adalah tempatnya seluruh keindahan
Kali ini, kenapa surga ada di bumi?
Tuhan menitipkan satu senyum yang tak ku tahu itu milik siapa
Padahal orang bilang surga adalah tempatnya seluruh keindahan
Kali ini, kenapa surga ada di bumi?
Tuhan menitipkan satu senyum yang tak ku tahu itu milik siapa
Dipikat dalam suatu hubungan yang kelak
Namun sekat antar kita tercipta menyekak
Terperangkap dalam suatu jebakan yang kuat
Menunggu siapa yang akan kalah sekak.
Namun sekat antar kita tercipta menyekak
Terperangkap dalam suatu jebakan yang kuat
Menunggu siapa yang akan kalah sekak.
Teruntuk kamu yang sering datang ke mimpi
Mengapa suka berlari-lari?
Muter sana, muter sini.
Aku takut kamu pergi lagi
Sama seperti laki-laki lain
Datang hanya menghampiri
Pergi tanpa mikir dua kali.
Mengapa suka berlari-lari?
Muter sana, muter sini.
Aku takut kamu pergi lagi
Sama seperti laki-laki lain
Datang hanya menghampiri
Pergi tanpa mikir dua kali.
Manusia tak pernah lepas dari keinginan-keinginannya
Berusaha menguasai mereka yang tidak berdaya
Hal ini juga tak terlepas dari persoalan cinta, juga wanita
Namun wanita kini seringkali dihinakan
Dijadikan ia - makhluk yang tak berdaya
Seringkali wanita juga lupa
Ia merupakan tempat dimana surga berada
Kini bukan dalam hal harga diri saja
Wanita sering terinjak martabatnya
Kepada seluruh wanita yang mendengar sajakku ini,
Silahkan kalian keluar dari rasa tidak percara
Dan kembalilah
Ingat... bahwa... kalian bisa...
Berusaha menguasai mereka yang tidak berdaya
Hal ini juga tak terlepas dari persoalan cinta, juga wanita
Namun wanita kini seringkali dihinakan
Dijadikan ia - makhluk yang tak berdaya
Seringkali wanita juga lupa
Ia merupakan tempat dimana surga berada
Kini bukan dalam hal harga diri saja
Wanita sering terinjak martabatnya
Kepada seluruh wanita yang mendengar sajakku ini,
Silahkan kalian keluar dari rasa tidak percara
Dan kembalilah
Ingat... bahwa... kalian bisa...
Jakarta, 18 Juni 2016
Menjauh!
Jangan mencoba tuk dekat-dekat
Hati-hati mulai melekat...
Nanti jadi rekat.
Jangan mencoba tuk dekat-dekat
Hati-hati mulai melekat...
Nanti jadi rekat.
Cinta mana yang kau sebut cinta?
Cinta mana yang kau sambut dengan sepenuh cinta?
Cinta seperti apa yag kan kau cinta?
Ada yang mencinta tapi tak kau cinta.
Cinta mana yang kau sambut dengan sepenuh cinta?
Cinta seperti apa yag kan kau cinta?
Ada yang mencinta tapi tak kau cinta.
Jakarta, 07 April 2016
Selayak manusia lainnya, kita tak mungkin lepas dari keinginan-keinginan pencapaian hasratnya.
Wanita lekat dengan bahasa tubuh nan indah, jua tak lupa akan lekukan-lekukan tubuhnya yang juga memperelok. Segala keindahan itu terbungkus rapi dalam tutur kata yang baik juga ramah.
Namun kebanyakan sekarang terhapus, terlupakan dikarenakan tingkah-tingkah laku makhluk Tuhan yang dinamai laki-laki.
Harkat sering ditinggalkan, lalu tanpa sadar terinjak. Bukan dalam hal harga diri saja, namun dalam perasaan hati, juga dalam hal jatuh cinta.
Kepada : seluruh wanita yang membaca tulisan ini.
Berkarya! Sehingga para pria seolah akan jatuh dengan sendirinya
Wanita lekat dengan bahasa tubuh nan indah, jua tak lupa akan lekukan-lekukan tubuhnya yang juga memperelok. Segala keindahan itu terbungkus rapi dalam tutur kata yang baik juga ramah.
Namun kebanyakan sekarang terhapus, terlupakan dikarenakan tingkah-tingkah laku makhluk Tuhan yang dinamai laki-laki.
Harkat sering ditinggalkan, lalu tanpa sadar terinjak. Bukan dalam hal harga diri saja, namun dalam perasaan hati, juga dalam hal jatuh cinta.
Kepada : seluruh wanita yang membaca tulisan ini.
Berkarya! Sehingga para pria seolah akan jatuh dengan sendirinya
Rinduku yang menghunjam akalmu ternyata tak kunjung menang
Ternyata dia merenggut relungmu paling dalam
Yah..
Aku sudah tak bisa berkata
Juga ternyata
Aku ditelan si kelam
Ternyata dia merenggut relungmu paling dalam
Yah..
Aku sudah tak bisa berkata
Juga ternyata
Aku ditelan si kelam
Jakarta, Januari 2016
"Bagaimana kita bisa berdramaturgi dalam percintaan, ketika cinta adalah salah satu dari empat tempat dimana kebenaran abadi berada?"
Selamat hari Selasa!
Dimana aku sudah mulai muak dan gerah
Mereka bilang cinta hanya iseng belaka
Halamak, orang setia kau bilang tak berdaya?
Mereka bukan tak mampu mencari yang lainnya
Mereka...
Mencoba...
Menghargai..
Setiap tempat yang mempunyai kebenaran abadi
Adakah kesetiaan yang kamu berikan pada cinta?
Jangan berpura-pura.
Jakarta, Januari 2016
Teruntuk, drama romantika anak muda.
(Empat tempat kebenaran abadi ada di Filsafat, semuanya adalah Ilmu, Politik, Seni, dan Cinta )
"Kini aku dilupakan, dibiarkan, dijadikan sebuah barang. Usang. Manusia tak lagi datang untuk bersahabat. Pantas saja mereka tak punya sahabat sejati. Sedangkan ketika mereka punya sahabat, mereka menusuknya pelan-pelan"
Tidak ku sangka temanku selicik itu
Pagi tersenyum
Siang mengasah pisau
Aduh aduh....
Kamu pikir aku dungu?
Kamu pikir aku bisu?
Jangan sangka aku tak tau kau menertawaiku
Tunggu dulu,
Bodohnya kamu,
Kamu menertawai sisiku yang kubiarkan membodoh-bodohimu
Januari, 2016
"Dua angsa dalam nirwana berseteru, yang satu takluk dalam pilu. Ia merana. Sementara satu lagi berhasil menang dalam egonya. Sebenarnya siapa yang berhasil menang?"
Selamat pagi, yang Sabtunya kelabu
Yang pilu
Menahan rindu
Diantara dia dan kamu
Egoku selalu beradu.
Jakarta, Januari 2016
Dan ku tandai wangi kebahagiaan dengan sorak-sorai yang bergemuruh di dalam kalbu seorang wanita
Ku pegang dan ku cium tangannya, pertanda tak akan ku nodai hatinya
Lalu ku belai rambutnya dan berkata tak akan aku hinakan dirinya.
Semuanya sirna.
Aku berdusta
Ingatlah wanita, engkaulah empunya surga yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Jangan mau kau dihinakan,
Meski dengan tangis, kadang terbuang sia-sia.
Jakarta, Januari 2016
Aku selalu tak mampu
Sekalipun bertanya kabarmu
Padahal,kalau kita hanya sebatas teman, aku tak semestinya seperti ini
Bagaimana aku mampu........
Membayangkanmu saja aku tak sanggup
Tolong pergi dari pikiranku
Tak semestinya kamu!
Setiap pagi-siang-malamku,
Terbesit tentang kamu
Ini tak padu
Bila melihatmu aku terpagu
Bodohnya aku menunggu
Padahal teman-teman menertawaiku!
"Tak mungkin kamu!!!"
Lalu ku lanjutkan senandungku
Mataku sayup
Melihat namamu dikontak selularku
Dadaku berdegup
Seakan ku tak mampu