Sisi metamorfosa diri, jangan terlalu menghakimi.
Kamu punya harga diri.
Ada yang kembali menengok pada diri,
Kemudian meratapi ternyata ditinggal sendiri.
Ada yang mendengak ke atas,
Aku hanya takut, kepalamu pusing tak kepayang
Ingat ada diri yang menghadap padamu,
Apa guna teman membelakangi diri?
Kuruncingkan kembali pisauku, lalu kusimpan.
Hati-hati jangan sepertimu, menusuk dari belakang.
Tenang sobat, dirimu tergenggam erat.
Sampai nanti kau sadar, kau lari begitu kencang.
Kamu berlari lebih dari 4 putaran, entah sekencang apa
Padahal aku butuh kurang dari 4 putaran, menemui dirimu penuh sesal
Mereka ingin berkaca pada air tampungan hujan, menunggu & mendapatkan.
Kemudian di cela, habis-habisan.
Mengerti akan gerakmu yang sempit, ku sadari aku hanya pengganti diri.
Tenang sayang, dekapku takkan ku lepas,
Sehingga ketika kau lelah,
Ku berada di belakang memberi senyuman.
Menulis membutuhkan waktu,
Tolong jangan bunuh aku, sayang.
Kamu teman sepermainan
Kamu punya harga diri.
Ada yang kembali menengok pada diri,
Kemudian meratapi ternyata ditinggal sendiri.
Ada yang mendengak ke atas,
Aku hanya takut, kepalamu pusing tak kepayang
Ingat ada diri yang menghadap padamu,
Apa guna teman membelakangi diri?
Kuruncingkan kembali pisauku, lalu kusimpan.
Hati-hati jangan sepertimu, menusuk dari belakang.
Tenang sobat, dirimu tergenggam erat.
Sampai nanti kau sadar, kau lari begitu kencang.
Kamu berlari lebih dari 4 putaran, entah sekencang apa
Padahal aku butuh kurang dari 4 putaran, menemui dirimu penuh sesal
Mereka ingin berkaca pada air tampungan hujan, menunggu & mendapatkan.
Kemudian di cela, habis-habisan.
Mengerti akan gerakmu yang sempit, ku sadari aku hanya pengganti diri.
Tenang sayang, dekapku takkan ku lepas,
Sehingga ketika kau lelah,
Ku berada di belakang memberi senyuman.
Menulis membutuhkan waktu,
Tolong jangan bunuh aku, sayang.
Kamu teman sepermainan